Chapter ~Sixth~
”i, Lucifer, have never adverse Human, indeed, i don’t bow to Human, because only to ‘Him‘ i give upon”
Sejak bencana air bah dan berkuasanya YHWH atas bumi, bumi ini diperintah dengan tangan besi, dan para malaikatnya menjalankan kuasanya dengan keras atas manusia.
Matanya bagaikan nyala api dan di atas kepalanya terdapat banyak mahkota dan padanya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali ia sendiri. Itulah sebabnya, tak ada yang tahu persis tentang namanya yang bertuliskan YHWH. Dan semua pasukan yang di surga mengikuti dia; mereka menunggang kuda putih bersih. Dan dari mulutnya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa. dan ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka YHWH. Dan pada jubahnya dan pahanya tertulis suatu nama, yaitu: “Raja segala raja dan Tuan diatas segala tuan.
Aku, Lucifer, berkata sekali lagi kepadamu, hai manusia: “Tidakkah engkau tahu, bahwa mereka yang disebut penguasa bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Padahal, sesungguhnya tidaklah harus demikian.”
Aku telah menjadi korban fitnah berabad-abad, sehingga manusia tidak lagi mengenalku, bahkan membenciku. Manusia menganggapku yang jahat dari segala yang jahat. Aku kemudian mengutus beberapa malaikatku untuk mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi di surga. Namun rupanya surga telah dijaga dengan ketat oleh malaikat YHWH. Malaikat-malaikatku tidak dapat mendengar-dengarkan pembicaraan para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Mereka juga dikejar oleh semburan api yang terang, sehingga mereka pulang dengan tanpa membawa hasil.
Yang terus menjadi pikiranku adalah, apakah penghancuran manusia itu adalah kehendak Allah Yang Maha Tinggi? Aku menunggu suatu kesempatan untuk bisa menemui Allah.
Kemudian aku mencoba mendekati Gabriel. Dia salah satu yang terdekat denganku dulu. Namun tak mudah untuk menemuinya, karena ia lebih sering berada di surga daripada di bumi. Namun ketika Gabriel diperintahkan Allah untuk mendatangi Daniel, aku berusaha untuk dapat menemuinya. Pada kesempatan pertama dia datang, aku tak berhasil menemuinya. Namun di kesempatan lain, aku berhasil menemuinya dan menahannya untuk berbincang denganku selama dua puluh satu hari lamanya. Tetapi kemudian, Mikhael datang dan menyuruh Gabriel pergi serta menantang aku.
Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, yang telah diangkat YHWH sebagai pemimpin besar Israel, rupanya telah mengikat setia mengikuti YHWH. Waktu itu kami berselisih dan bertengkar hebat. Kami berselisih mulai perkara Adam sampai mayat Musa. Diapun tak berani menghujat aku, karena sesungguhnya, aku dulu lebih pintar darinya. Namun rupanya Mikhael tidak berani mengakimku. Mikhael kemudian berkata: “Kiranya YHWH menghardik engkau!” Dan aku kemudian pergi meninggalkannya. Kudengar-dengar, rupanya Gabriel waktu itu masih menganggap aku berontak melawan Allah. Tapi aku yakin, dia akan mendengarkan ucapanku.
Entah kenapa, suatu hari aku mendapat undangan dari YHWH untuk menghadap ke tempat kediamannya. Maka bertanyalah YHWH kepadaku: “Dari mana engkau?” Lalu jawabku sekenanya kepadanya: “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” YHWH rupanya tahu bahwa aku sebenarnya tak berselera untuk menanggapinya.
Kemudian dia berkata: “Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut kepadaku dan menjauhi kejahatan.”
Aku menjawab: “Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut kepadamu? Bukankah engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu.”
Kemudian YHWH berkata kepadaku: “Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya.”
Kemudian pergilah aku dari hadapannya. Aku menjadi heran atas kata-kata itu. Bukankah aku sudah tak punya kuasa apa-apa lagi? Dan bukankah aku telah berkata kepadanya: “Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu.” Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Bukankah aku yang membuat Ayub celaka, tetapi YHWH sendiri yang dengan kesombongannya ingin menunjukkan kepadaku bahwa Ayub tetap takut kepadanya. Aku tak mengada-ada akan hal ini. Dan akan kubuktikan kebenaran kata-kataku.
Aku melihat dari kejauhan, orang-orang Syeba digerakkan oleh malaikat YHWH untuk menyerang dan merampasnya serta memukul penjaga Ayub dengan mata pedang. Kemudian api menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaganya. YHWH juga menggerakkan orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Dan aku sungguh tak menyangka ketika YHWH juga membunuh anak-anak Ayub yang sedang makan-makan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung. YHWH mendatangkan angin ribut yang bertiup dari seberang padang gurun. Rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Tapi aku melihat, dia tetap takut dan percaya kepada YHWH, Tuhannya.
Setelah YHWH mencobai Ayub, aku kemudian dipanggilnya sekali lagi dan ditanyai dengan pertanyaan yang sama: “Dari mana Engkau?” Dan kujawab dengan jawaban yang sama: “Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Aku tahu, pertanyaan itu sebenarnya adalah untuk mengejek aku, karena dahulu kala, sebelum dia berkuasa, tugasku memang menjaga bumi ini.
Inilah kata-kata YHWH sendiri yang membuktikan bahwa bukanlah aku yang membuat kerusakan atas harta dan keluarga Ayub: “Apakah engkau memperhatikan hambaku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan aku dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.”
Aku sebenarnya ingin berteriak membela diri. Namun semua perkara itu aku simpan dan akan kukemukakan suatu hari nanti kepada Allah. Bukankah dia sendiri berkata bahwa dialah yang mencelakan Ayub tanpa alasan? Dan yang lebih keji lagi, dia mengatakan bahwa dia melakukan semua itu karena aku telah membujuknya? Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! YHWH sendiri telah berkata bahwa dialah yang mencelakakan Ayub tanpa alasan, bukan aku! Tapi aku telah menjadi korban fitnah selama berabad-abad sehingga manusia mengira bahwa aku sedemikian keji dan jahat.
Aku menjadi marah kepadanya dan berkata: “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tanganmu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki engkau di hadapanmu.” Lalu aku pergi. Aku berharap agar Ayub sadar akan Tuhan yang disembah dan ditakutinya.
Setelah kepergianku, ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Sungguh, aku kasihan melihatnya. Sekali lagi aku difitnah dengan menyebarkan berita bohong bahwa akulah yang menyebabkan itu semua. Padahal sungguh sekali-kali tidak.
Kemudian aku berusaha menjumpai Ayub. Aku berhenti di depannya namun rupanya dia tidak mengenal aku dan dianggapnya aku sebagai roh. Kepadanya aku berkata sambil berbisik-bisik: “Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya? Sesungguhnya, hamba-hambaNya tidak dipercayaiNya, malaikat-malaikatNyapun didapatiNya tersesat, lebih-lebih lagi mereka yang diam dalam pondok tanah liat, yang dasarnya dalam debu, yang mati terpijat seperti gegat. Di antara pagi dan petang mereka dihancurkan, dan tanpa dihiraukan mereka binasa untuk selama-lamanya. Bukankah kemah mereka dicabut? Mereka mati, tetapi tanpa hikmat.”
Dan aku memberi Ayub banyak perkataan agar mau mengenal Allah yang sesungguhnya. Dia menjawab: “Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat. Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu?”
Aku menjawab: “Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin? Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan. Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu. Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar. Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?”
Ayub berkata: “Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa engkau menjadikan aku sasaranmu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Dan mengapa engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi.” Ah, rupanya Ayub mulai mengenalku sebagai Penjaga manusia tapi dia mengira aku yang mencelakainya. Dia tetap percaya bahwa YHWH adalah Tuhannya yang Maha Kuasa. Maka aku kemudian pergi meninggalkannya.
Setelah cobaan yang diberikan oleh YHWH kepada Ayub, dia melihat bahwa Ayub tetap takut kepadanya. Lalu YHWH memulihkan keadaan Ayub, dan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Aku tahu, YHWH melakukan semua itu untuk mengejek aku.
Sesudah itu Ayub masih hidup seratus empat puluh tahun lamanya; ia melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya sampai keturunan yang keempat. Maka matilah Ayub, tua dan lanjut umur.
Hai manusia, masihkah engkau berpikir bahwa aku yang mencobai Ayub? Masihkah kau berpendapat bahwa aku yang mencelakakan dirinya dan membuatnya menderita? Barang siapa bijak, hendaklah dia mengerti akan perkara ini. Semuanya ini kuserahkan kepada penilaianmu.
Aku, Lucifer, tak pernah memusuhi manusia. Memang, aku tak mau sujud kepada manusia, karena hanya kepada Allah aku mau tunduk berserah diri.
No comments:
Post a Comment